Seorang penyihir tanpa alasan yang jelas mengutuk seorang Tuan Muda dari keluarga bangsawan. Panggil saja dia Bocchan, karena nama aslinya tidak pernah disebutkan. Bocchan terkena kutukan yang sangat menyedihkan: setiap kali dia menyentuh benda hidup seperti manusia, binatang, atau tumbuhan, benda tersebut akan menjadi tua, layu, dan mati. Akibatnya, dia diasingkan oleh keluarganya. Bahkan ibunya sendiri menyebutnya “malaikat kematian.” Bocchan pun diasingkan di sebuah mansion keluarga yang terletak di tengah hutan.
Namun, Bocchan tidak sepenuhnya hidup sendirian di mansion itu. Dia ditemani oleh dua pelayan setia yang selalu ada untuknya. Pertama, ada Rob, pelayan senior di keluarganya. Kedua, ada Alice, pelayan muda yang selalu bersikap genit kepadanya. Alice, yang seumuran dan merupakan teman masa kecil Bocchan, selalu menggoda Bocchan, membuatnya merasa risih namun juga menimbulkan perasaan lain yang perlahan muncul.
Kesedihan terbesar Bocchan adalah ketidakmampuannya untuk melakukan kontak fisik dengan orang lain karena kutukannya. Apalagi, dia tidak bisa menyentuh orang yang dia sukai, yang sangat menyakitkan baginya. Bocchan berusaha keras untuk menghilangkan kutukannya, menginginkan kehidupan normal bersama keluarganya, dan yang paling penting, dia ingin menyentuh orang yang dia cintai. Inilah kisah Tuan Muda kita yang hidup dengan kutukan mengerikan, ditemani oleh pelayan cantiknya dalam menjalani keseharian. Akankah kutukan Bocchan bisa hilang sehingga kehidupannya bisa kembali normal?